Payakumbuh, 20
Maret 2012
Kepada Yth.
Bapak Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI
Di Tempat
Assalammualaikum, apa kabar pak? Semoga
bapak selalu dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan tugas-tugas hebat
untuk Indonesia.
Bapak menteri yang terhormat..
Sebenarnya saya tidak ahli dalam
merangkai kata-kata di dalam surat yang ditujukan kepada seseorang, tapi saya
akan mencoba semampu saya untuk bisa menulis sepucuk surat ini kepada bapak
untuk menyampaikan ide-ide saya.
Bapak menteri yang terhormat..
Saya sebagai salah satu pelajar di
Indonesia ini merasa kurang sependapat dengan kebijakan tentang pendidikan di
indonesia saat ini. Mengapa para pelajar di Indonesia ini dituntut untuk
menguasai begitu banyak mata pelajaran? Bukankah hanya bebearapa pelajaran saja
yang pada kemudian hari akan terpakai pada saat kita kuliah dan memasuki dunia
kerja? Kurikulum di Indonesia terlalu banyak menghafal, sehingga kurang
memaksimalkan potensi siswa untuk berfikir analitis dan kritis.
Coba kita lihat seperti dinegara
Amerika misalnya tentang cara belajar, pengajaran, dan juga mata pelajaran.
Mereka bisa memilih subject pelajarannya
sendiri, dan gak perlu belajar semuanya. Menurut saya yah, hampir sama seperti
kuliah, tapi ini sma. Lalu saya berpikir bahwa mereka memang dapat dinilai
lebih profesional karena dari muda mereka telah memilih subject sesuai potensi
mereka.Terpikir oleh saya, bahwa orang Indonesia walupun telah dibagi menjadi
IPA, IPS, dan Bahasa mereka tetap harus mempelajari semuanya yang menurut saya
tidak terlalu penting. Contohnya: saat kls XI IPA kita harus belajar sejarah padahal kita mau jadi seorang Dokter. Coba
apa hubungannya? Saya sangat setuju dengan opini teman- teman bahwa ada suatu
mekanisme pendidikan Indonesia yang hanya membuang waktu dan tenaga. Saya
lihat- lihat mungkin dibanding murid luar, murid Indonesia lebih pintar dan
memiliki wawasan luas. Dan kalo berdasarkan tingkat stress, mungkin murid
Indonesia akan memiliki tingkat stress teringgi. Gimana gak stress, harus
mempelajari begitu banyak pelajaran.
Menurut pendapat saya, lebih baik di
Indonesia ini para pelajar mempelajari mata pelajaran yang umum dan dasar wajib
dalam setiap minggunya, setelah itu siswa akan diberi hak untuk memilih
pelajaran tambahan yang sesuai dengan skill dan minatnya. Sehingga dengan ini,
setiap insan di Indonesia akan termaksimalkan seluruh kemampuan yang
dimilikinya.
Bapak menteri yang terhormat..
Semoga saran dan ide-ide yang telah saya
goreskan pada alenia diatas dapat bapak pertimbangkan. Maka untuk itu saya juga
mohon do’a dari bapak, semoga kita dapat bersama-sama membawa Indonesia ke
negara yang maju dan berkualitas baik yang berlandaskan atas keimanan yang
kuat. Amin.
Salam
Indonesiaku.
Salam
Hormat,
Tiara
Rizki Maharani